Peningkatan
Tindakan Nyata Guru SD Dalam Bimbingan Konseling
Oleh Rizqi Dwi Setyaningsih
Abstrak
Bimbingan
konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah.
Dalam upaya peningkatan tindakan nyata guru SD dalam layanan bimbingan
konseling guru dituntut agar tau akan tugas guru SD di samping dalam proses
atau hal belajar mengajar tetapi ketika melihat siswa yang mempunyai masalah
ataupun membutuhkan bantuan. Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan
oleh guru SD di sekolah bertujuan memberikan bimbingan dan konseling kepada
siswa agar bisa memahami dirinya secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial.
Guru juga membantu siswa menemukan kelebihan dan kekurangannya.
Pada
program BK yang akan mempraktikkan layanan harus memulai kegiatannya dengan
melakukan penelaahan kebutuhan siswa, menentukan kebutuhan pokok siswa dan
memilih prioritas layanan dan subjek sasaran tertentu untuk memenuhi kebutuhan
mereka.bentuk-bentuk layanan bimbingan konseling yang merupakan
implementasi/tindakan nyata adalah layanan informasi tentang tahap-tahap
perkembang (fisik, motoric, emosi, sosial, dll), pengumpulan data tentang
identitas siswa, kejasmanian dan kesehatan, dll, kemudian orientasi yang
mencakup suasana lembaga dan objek pengembangan pribadi.
Kata kunci :
Tindakan Nyata Tugas Guru SD, Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Sebagai Tindakan
Nyata.
A.
Pendahuluan
Dalam
(Undang-Undang Nomor 20/2003) pasal 3 ditegaskan “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak ,serta peradaban bangsa yang
bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratif serta bertanggung jawab.
Untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, harus dilakukan kegiatan
pendidikan yang ditandai dengan pengajaran yang baik dan memadai dan layanan
pribadi kepada anak didik melalui bimbingan. Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan. Untuk itu diperlukan seorang guru yang tidak hanya
sebagai pengajar tetapi juga sebagaai pembimbing.
Setiap
peserta didik mempunyai pribadi yang unik, masing-masing mempunyai ciri dan
sifat bawaan serta latar belakang kehidupan. Banyak masalah psikologis yang
dihadapi peserta didik, banyak pula minat, kemampuan, motivasi dan
kebutuhannya. Semua memerlukan bimbingan guru sebagai pembimbing, penyuluh agar
dapat menolong peserta didik untuk mampu menolong dirinya sendiri (Satori,
2010:25).
Kenyataan
yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya dan khususnya di
sekolah dasar, dalam hal membantu setiap peserta didik belum sepenuhnya dapat
membantu perkembangan kepribadiannya secara optimal. Hal ini dilihat dilihat
secara akademis tampak peserta didik belum mencapai prestasi belajar optimal,
misalnya: putus sekolah, tinggal kelas, lambat belajar, berprestasi rendah dan
sebagainya. Pada umumnya guru di SD tidak memperhatikan karakteristik setiap
siswa dalam proses pembelajaran. Semua siswa dianggap memiliki kemampuan dan karakteristik yang sama.
Secara
psikologis masih banyak adanya gejala-gejala perkembangan kepribadian yang kurang
matang, kurang percaya diri, salah suai, kecemasan, putus asa, bersikap santai,
kurang responsif, ketergantungan dan sebagainya. Hal ini dikarenakan guru
pada umumnya enggan memberikan bantuan psikologis kepada
siswanya.
Secara
sosial masih ada tawuran pelajar, pelanggaran tata tertib sekolah, konflik
dengan teman, guru, atau keluarga. Secara moral masih banyak peserta didik yang
belum memiliki kesadaran moralitas dan beragama. Banyak anak usia SD yang
terlibat tindak kriminal, merokok, minum-minuman keras, menonton tayangan porno
dll.
Berdasarkan
semua yang telah dipaparkan tersebut,
maka peran kepembimbingan guru dalam
proses pembelajaran sangat diperlukan. Untuk itu guru harus mampu menjadi
pengajar, pelatih pembimbingan dan cermin tempat peserta didik dapat berkaca.
Guru harus dapat memberi bimbingan, suri teladan, secara bersama-sama
mengembangkan kreatifitas dan membangkitkan motivasi belajar serta dorongan
untuk menjadi lebih baik kepada peserta didik.
Sebagai
guru yang professional, harus mampu memberikan layanan bimbingan belajar,
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan bimbingan karier. Namun pada
kenyataaannya di Sekolah Dasar tugas
guru sebagai pembimbing sering diabaikan. Guru mengabaikan keunikan setiap
siswanya dan kurang memperhatikan karakteristik setiap siswa. Guru kurang
menunjukkan perannya dalam bimbingan dan konseling terhadap anak didiknya. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya peran guru dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling antara lain : ketidakmampuan guru dalam memberikan
layanan bimbingan, sikap guru yang masa bodoh terhadap anak didiknya, guru
takut mengambil resiko dari tindakan yang diambil. Pada umumnya guru SD
menganggap bimbingan konseling sama dengan
tindakan mengingatkan, memberi
peringatan, memberi sangsi atau
hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, nakal, suka
bolos, sering terlambat.
Oleh
karena itu dalam artikel ini penulis akan memaparkan bagaimana cara
meningkatkan peran guru SD dalam
melakukan tindakan nyata layanan bimbingan dan konseling dalam proses
pembelajaran. Penulis akan menguraikan
pengertian bimbingan dan konseling agar tidak terjadi salah penafsiran
,memberikan contoh implementasi atau tindakan nyata bantuan dalam bimbingan konseling.
B.
Kerangka
Teori
Bimbingan
dan Konseling
Menurut
Sunaryo Kartadinata(1998) dalam satori (2010:4.3) bimbingan konseling diartikan
sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal. Sedangkan
menurut Faqih Ainur Rahim (2005: 142) bimbingan konseling secara islam adalah
proses pemberian bantuan kepada individu agar menyadari kembali eksistensinya
sebagai makhluk Allah yang seharusnya dalam kehidupan keagamaan senantiasa
selaras dengan ketentuan-ketentuan dan petunjuk dari Allah. Sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Tujuan
Bimbingan Konseling
Tujuan
bimbingan konseling adalah perkembangan optimal yaitu perkembangan sesuai
dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Perkembangan optimal tidak semata-mata pencapaian suatu kondisi dinamik dimana
individu mampu mengenal dan memahami diri dan sistem nilai melakukan pilihan
mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri (Satori, 2010: 4.5). Sedangkan
menurut Tohirin (2007: 36) bimbingan dan konseling mempunyai tujuan pertama, membantu mengembangkan kualitas
kepribadian individu yang dibimbing atau dikonseling. Kedua, membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien. Ketiga, membantu mengembangkan
prilaku-prilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya. Keempat, membantu klien menanggulangi
problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.
Tindakan Nyata
Tugas Guru SD
Seorang guru menampilkan unjuk kerja yang professional apabila dia
mengetahui, memahami dan menerapkan apa yang harus dikerjakan sebagai guru,
memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaan itu, memahami serta menghormati
batas-batas kemampuan dan kewenangan profesinya dan menghormati profesi lain,
dan mewujudkan pemahaman dan pengetahuan (Satori, 2010: 1.34).
Selain itu Silitonga Anita Shintauli (2014: 29) Guru harus memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanaan pendidikan
secara holistik yang berpusat pada potensi dan kebutuhan peserta didik. Pendidik
juga harus mampu menyiapkan
peserta didik untuk bisa menangkap peluang
dan
kemajuan dunia dengan
perkembangan ilmu dan
teknologi. Akan tetapi, di
sisi
lain, pendidikan juga harus mampu membukakan mata hati peserta didik untuk mampu melihat masalah-masalah bangsa dan dunia, seperti kemiskinan,
kelaparan, kesenjangan, ketidak-adilan, dan persoalan lingkungan hidup. Menurut
Salahudin Anas (2010: 185) Peran guru dalam arti luas adalah sebagai :
1) Guru sebagai ukuran kognitif
adalah guru mewariskan atau menyampaikan pengetahuan dan berbagai keterampilan
kepada siswa yang sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan oleh
masyarakat dan merupakan gambaran tentang keadaan sosial, ekonomi, dan politik
masyarakat bersangkutan. 2) Guru sebagai
agen moral dan politik adalah guru
bertindak sebagai agen moral karena fungsinya mendidik warga masyarakat
agar melek huruf, pandai berhitung, dan memiliki berbagai keterampilan kognitif
lainnya. Guru sebagai agen politik adalah guru menyampaikan sikap kultur dan
tindakan politik masyarakat kepada generasi muda. 3) Guru sebagai innovator adalah guru bertanggung jawab melaksanakan
inovasi dalam hal pembelajaran sesuai dengan kemajuan teknologi dan
perkembangan zaman. 4) Guru memegang
peranan kooperatif adalah guru dalam
bekerja tidak sendiri tetapi juga bekerjasama dengan masyarakat maupun orang tua
murid.
Problematika Bimbingan dan
Konseling
Menurut
Salahudin Anas dalam Rahdzi (wordpress.com/2009) (2010: 225) macam-macam
prolematika bimbingan konseling adalah : 1) Problematika eksternal (Masyarakat)
problematika dalam pelaksanaan BK dimasyarakat pada dasarnya disebabkan adanya
pandangan yang keliru dari masyarakat. Pandangan tersebut antara lain: a.
Layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja, b. bimbingan
dan konseling hanya untuk siswa yang bermasalah saja, c. keberhasilan layanan
BK bergantung pada sarana dan prasarana, d. Konselor harus aktif, sedangkan
klien harus/boleh pasif, e. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling
harus segera terlihat. 2) Problematika Internal (Konselor) antara lain : a.
Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter dan
psikiater, b. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien, c.
Bimbingan dan konseling mampu bekerja sendiri ,
d.Bimbingan dan konseling dianggap sebagai proses pemberian nasihat
semata. 3) Problematika dalam dunia pendidikan berikut adalah a. Bimbingan dan
konseling hanya pelengkap kegiatan pendidikan, b. Guru bimbingan dan konseling
disekolah adalah “Polisi Sekolah”, c. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya
untuk siswa tertentu saja.
Masalah-masalah yang
terjadi pada peserta didik atau anak didik
Menurut Tohirin
dalam M.Hamdan Bakran Adz-Dzaky (2004: 112) masalah individu termasuk siswa
sebagai berikut : 1) Masalah yang berhubungan plobematika dengan Tuhannya. 2)
Masalah individu dengan dirinya sendiri. 3) Individu dengan lingkungan
keluarga. 4) Individu dengan lingkungan kerja. 5) Individu dengan lingkungan
sosialnya.
Layanan
Bimbingan Konseling oleh guru SD
Menurut
Azzet Akhmad Muhaimin (2011: 56) setidaknya ada tiga bidang layanan bimbingan
dan konseling terhadap siswa di sekolah. Pertama memberikan bimbingan dan
konseling kepada siswa agar bisa memahami dirinya secara pribadi maupun sebagai
makhluk sosial. Guru membutuhkan siswa untuk menemukan kelebihan dan
kekurangannya., membantu siswa menemukan bakat dan minatnya. Dengan demikian
siswa dapat memperbaiki kekurangannya, mengembangkan kelebihannya dan
mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal.
Guru
membantu siswa agar tidak terlalu larut dengan kepentingan dirinya sendiri
sehingga melupakan kehidupan sosial. Misalnya karena kecanggihan teknologi
siswa selalu tidak bisa terlepas dari handpone dan game online sehingga
mengabaikan lingkungan sosialnya akhirnya mengalami banyak masalah. Hal
mendasar yang menjadi acuan adalah mewujudkan siswa sebagai pribadi yang
bertaqwa, mandiri dan bertanggung jawab
Menurut
Satori (2010: 4.22) layanan bimbingan mencakup bimbingan belajar, bimbingan
pribadi, bimbingan sosial dan bimbingan karier.Bimbingan pribadi lebih terfokus
kepada upaya membantu siswa mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang
menyangkut pemahaman diri dan lingkungannya, kemampuan memecahkan masalah,
konsep diri, kehidupan emosi dan identitas diri.
Peran
guru dalam membantu perkembangan pribadi siswa antara lain: 1. Bersikap peduli
terhadap anak, 2. Bersikap konsisten, bahwa peristiwa-pertiwa didalam kelas
harus memungkinkan siswa memahami posisi dan penilaian dirinya dan
mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan prilakunya, 3. Mengembangkan
lingkungan yang stabil dan bersikap permisif yaitu memberikan keleluasaan
menumbuhkan keberanian siswa untuk mengatakan diri dan menguji kemampuannya.
Guru harus bersikap toleran terhadap kekeliruan dan keragaman prilaku siswa.
Bimbingan
sosial diarahkan kepada upaya membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial
atau keterampilan berinteraksi dalam kelompok. Peran guru dalam bimbingan
sosial ialah mengembangkan suasana kelas yang kondusif yang dapat menumbuhkan:
1. Rasa turut memiliki kelompok ditandai dengan identifikasi, loyalitas dan
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan kelompok, 2. Partisipasi kelompok
ditandai dengan kerjasama, membantu dan mengikuti aturan, 3. Penerimaan
terhadap individual dan kelompok dengan menghargai keistimewaan orang lain.
Sedangkan
bimbingan karier di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman
siswa akan ragam kegiatan dan pekerjaan
di dunia sekitarnya, mengembangkan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan
dan orang lain serta mengembangkan
kebiasaan hidup positif.Bimbingan karier juga diberikan kepada siswa
sekolah dasar agar mereka mempunyai motivasi untuk belajar dan dalam
mempelajari kompetensi dasar
pembelajaran. Oleh karena itu di setiap
awal pembelajaran guru harus selalu menyampaikan tujuan pembelajaran dan untuk
apa siswa harus mempelajari materi
tersebut dalam hubungannya dengan masa
depan mereka.
Bentuk-Bentuk
Tindakan Nyata Layanan
Beberapa
teori yang menjelaskan tentang tindakan nyata menurut beberapa ahli seperti
Menurut Ridwan (2008) bimbingan dan konseling antara lain bertujuan memberikan
hasil-hasil nyata untuk pemenuhan kebutuhaan siswa. Untuk mewujudkannya guru
harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini: program mudah
dibuat,menggunakan alat perlengkapan seadanya,mudah diimplementasikan, mudah
dimonitoring, dan dievaluasi, pelaksanaannya fleksibel, dan penciptaan suasana
kerjasama.
Program
bimbingan dan konseling yang akan mempraktikkan layanan harus mulai kegiatan dengan penelaahan kebutuhan siswa, menentukan
kebutuhan pokok siswa danmemilih
prioritas layaanan , dan subyek layanan tertentu untuk memenuhi kebutuhan
mereka (Ridwan, 2008: 15).
Menurut
Azzet Akhmad Muhaimin dalam Munasik (2011) peran guru dalam proses bimbingan
konseling, melalui tahapan dan langkah-langkah berikut ini : mengidentifikasi
masalah, melakukan diagnosis, menetapkan prognosis, pemberian bantuan, evaluasi
dan tidak lanjut.
C. Pembahasan
Dari
beberapa definisi yang telah dijabarkan diatas mengenai bimbingan konseling
dapat disimpulkan bahwa pertama bimbingan merupakan suatu proses yang mengandung
makna bahwa bimbingan itu merupakan kegiatan yang berkesinambungan berlangsung
terus menerus, bukan kegiatan seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan
serangkaian kegiatan yang sistematis dan terencana yang terarah kepada
pencapaian tujuan. Sebagai contoh ketika seorang guru yang menemukan salah
seorang siswa sedang merokok kemudian guru menanggapi dan menasehati serta guru
meminta siswa memberikan janji yang berbunyi “saya tidak akan merokok lagi”.
Ilustrasi seperti itu bukanlah menggambarkan konsep bimbingan berkesinambungan
sebab terjadi secara tiba-tiba, kebetulan, dan tidak terencana secara
sistematis untuk mencapai tujuan. Kedua bimbingan merupakan “Helping” yang
artinya bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan mewujudkan bahwa
yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah atau mengambil keputusan
adalah siswa sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator perkembangan siswa.
Bantuan
dalam bimbingan diberikan dengan mempertimbangkan keragaman keunikan individu.
Ini berarti bantuan yang diberikan kepada siswa harus didasarkan kepada
pemahaman terhadap kebutuhan dan masalah siswa. Oleh karena itu guru perlu
memiliki keterampilan memahami perkembangan kebutuhan dan masalah siswa, contoh
diadakan menyuruh siswa untuk menulis janji untuk tidak merokok lagi tidak
sesuai dengan kaidah tentang kemampuan apa yang bisa dikembangkan pada diri
siswa untuk mengubah perilakunya ke arah yang lebih positif dan lebih baik.
Sedangkan bimbingan konseling secara islam dapat diartikan sebagai pemberian
bantuan kepada siswa agar kehidupannya sesuai dan selaras dengan ketentuan
perintah-perintahdari Allah agar dapat mencapai kehidupan yang bahagia dunia
dan akhirat.
Bimbingan
dan konseling diberikan kepada siswa agar dapat menyelesaikan tiga hal penting
dalam kehidupannya yaitu menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan, mengetahui kelebihan atau potensi yang dimiliki siswa,
hal ini penting agar dapat dikembangkan dengan baik. Selain itu mengetahui kelemahan siswa juga penting
agar siswa mempunyai cara pemahaman dalam pembelajaran secara baik sehingga
dapat mengembangkan dirinya dengan baik pula.
Bimbingan
belajar diarahkan kepada upaya membantu siswa dalam mempelajari konsep dan
keterampilan yang terkait dengan program kurikulum sekolah. Bimbingan belajar
terpadu dengan proses pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan siswa.
Guru harus dapat memberikan layanan kepada siswa secara individual maupun
kelompok.
Beberapa
aspek masalah belajar yang memerlukan layanan bimbingan belajar atau bimbingan
akademik adalah: 1. Kemampuan belajar yang rendah, 2. Motivasi belajar yang
rendah, 3. Minat belajar yang rendah, 4. Tidak berbakat pada mata pelajaran
tertentu, 5. Kesulitan berkonsentrasi dalam belajar, 6. Sikap belajar yang tidak
terarah, 7. Perilaku mal adaptif dalam belajar , suka menggangu teman ketika
belajar, 8. Prestasi belajar yang rendah, 9. Penyaluran kelompok belajar dan
kegiatan belajar siswa lainnya.
Sedangkan
Tindakan nyata dari tugas seorang guru SD diartikan wujud kerja peran profesi
guru dalam kesuluruhan program pendidikan sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan yaitu perkembangan siswa secara optimal. Peran profesi guru mencakup
tiga bidang layanan yaitu layanan instruksional, layanan administrasi dan
layanan batuan akademik sosial-pribadi. Dengan adanya tunjangan professional guru yang telah bersertifikasi,
sudah seharusnya guru menunjukkan tindakan nyata dari tugas-tugas
profesionalnya.
Layanan
instruksional merupakan tugas utama guru, sedangkan layanan administrasi dan
layanan bantuan merupakan pendukung. Dalam layanan instruksional guru harus
menguasai isi atau materi pelajaran, mampu mengemas materi sesuai latar
belakang perkembangan siswa dan tujuan pendidikan serta menyajikan dengan
innovatif mengikuti perkembangan teknologi dan zaman sehingga siswa dapat
menguasai dan mengembangkan materi itu menggunakan kreativitasnya sendiri.
Tugas
kedua berhubungan dengan membantu murid dalam mengatasi masalah belajar pada
khususnya dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar. Masalah yang dihadapi dalam lingkungan kehidupan anak itu
perlu dibantu pemecahannya melalui program bimbingan dan konseling, selain itu
guru juga berfungsi sebagai agen moral yaitu bukan hanya mendidik serta
menyelesaikan masalah siswa tetapi juga menanamkan, membentuk karakter yang baik kepada siswa.
Disamping
kedua tugas tersebut guru harus memahami bagaimana sekolah itu dikelola, apa
peranan guru di dalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta mekanisme
pengelolaan tersebut untuk kelancaran tugas-tugasnya sebagai seorang guru serta
bekerjasama dengan orang tua murid maupun masyarakat agar terciptanya proses
pembimbingan yang baik. Tetapi bimbingan konseling sering disalah artikan oleh
masyarakat maupun orang tua murid itu sendiri seperti dianggap hanya sebagai
pelengkap dalam kegiatan pendidikan, bimbingan konseling hanya untuk orang yang
bermasalah saja sehingga anak yang mendapatkan penanganan bimbingan konseling
oleh guru sering di salah artikan bahwa anak itu di pandang negatif, atau
nakal. Padahal tidak semua anak yang mendapatkan layanan bimbingan konseling
seperti itu. Disamping itu terkadang guru menyamaratakan penyelesaian masalah
anak satu dengan yang lainnya sama, mungkin hal ini terjadi karena kurangnya
pengalaman dan wawasan guru tersebut, sehingga guru SD dituntut untuk
berwawasan luas agar dapat menyelesaikan atau menjadi penengah untuk berbagai
masalah yang dihadapi oleh siswa.
Pemberian
layanan bimbingan konseling disekolah untuk pertama dapat diberikan kepada
siswaagar dia dapat memahami dirinya seutuhnya sehingga guru dapat
mengembangkan aspek-aspek kepribadiannya menjadi lebih baik, sedangkan untuk
bidang belajar guru membantu siswa dalam menyelesaikan atau memberikan solusi
cara belajar yang efektif untuk siswa yang berkesulitan belajar untuk lebih
bisa mengembangkan kemampuan dirinya dalam bidang akademik.
Dalam
bidang sosial guru membantu siswa dalam mengembangkan kehidupan sosialnya
antara teman satu dengan yang lain, dengan keluarga, maupun dengan orang lain
sehingga diharapkan siswa akan bisa
menyesuaikan kehidupan sosialnya dengan mudah dan dalam berinteraksi dengan
orang lainpun tidak akan merasa canggung, atau minder.
Bidang
Karier guru membantu siswa dalam memberikan wawasan tentang peluang atau
prospek kerja dimasa depan sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh
siswa serta guru memberikan pemahaman kepada siswa tentang sikap positif
terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain serta mengembangkan kebiasaan
hidup positif, serta dapat memotivasi mereka untuk belajar untuk mencapai hasil
yang maksimal yang tentunya akan berguna dimasa depan untuk mereka sendiri.
Bentuk-bentuk tindakan nyata layanan bimbingan yang merupakan implementasi atau
tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh guru SD yang all round adalah sebagai berikut:
Bentuk-
bentuk layanan bimbingan pribadi yaitu pertama layanan informasi tentang
tahap-tahap perkembangan(fisik, motorik, bicara, emosi,sosial, penyesuaian
sosial, kreatifitas, pengertian,moral dan prkembangn kepribadian). Kedua,
pengumpulan data tentang identitas individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat
pendidikan, prestasi, bakat,minat dan lain-lain. Ketiga, orientasi yang
mencakup suasana lembaga dan obyek pengembangan pribadi. Program bimbingan
konseling layanan informasi tentang penelaahan kebutuhan siswa maupun tahap
perkembangannya, kemudian dilanjutkan dengan indentifikasi masalah, melakukan
diagnosis, menetapkan prognosis, pemberian batuan, evaluasi dan tindak lanjut.
Pada
langkah identifikasi masalah guru harus mengenal gejala-gejala awal dari suatu
masalah yang dihadapi siswa. Gejala awal itu biasanya dapat diketahui dari
tingkah laku yang berbeda atau menyimpang dari kebiasan sebelumnya. Guru dapat
mengumpulkan data dari berbagai sumber yang dipercaya, misalnya teman dekat,
tetangga atau bahkan orang tua.
Setelah
data-data dari tahapan identifikasi masalah dikumpulkan selanjutnya diadakan
evaluasi untuk menemukan pemikiran masalah yang sedang dihadapi olehsiswa
tersebut. Pada langkah diagnosis guru menetapkan masalah tersebut berdasarkan
analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah pada diri siswa
tersebut. Setelah pengumpulan data yang melatarbelakangi masalah terkumpul
selanjutnya dilakukan analisis maupun sintesis yang kemudian dilakukan telaah
keterkaitan antara informasi, latar belakang dengan gejala yang tampak pada
siswa tersebut. Hasil diagnosis misalnya, siswa mengalami masalah pribadi.
Selanjutnya dilakukan perencanaan tindakan pemberian bantuan dalam bimbingan
dan konseling.
Tahapan
selanjutnya adalah menetapkan prognosis yaitu merencanakan tindakan pemberian
bantuan kepada siswa. Hal penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam
menetapkan prognosis adalah 1) pendekatan yang akan diberikan kepada siswa tersebut
secara individu atau kelompok; 2) siapa yang akan membimbing apakah guru, guru
BK, guru agama, dokter ataukah individu lain; 3) kapan waktu pemberian bantuan,
secepatnya atau menunggu waktu yang tepat.
Setelah
menetapkan prognosis dilanjutkan dengan langkah pemberian bantuan yaitu
merealisasikan langkah-langkah alternatif bentuk bantuan berdasarkan masalah
dan latar belakang penyebabnya. Dalam pemeberian bantuan diperlukan kesabaran.
Dapat dilakukan berulang-ulang dan waktunya menyesuaikan siswa, kapan ia
senggang atau merasa nyaman untuk melakukan pertemuan. Jika guru tidak mampu
menyelesaikan masalah guru dapat mengalihkan pemberian bantuan kepada pihak
lain misalnya psikiater, dokter spesialis, guru agama, kepala sekolah atau
orang yang mempunyai keahlian khusus. Layanan bimbingan seperti ini disebut referal.
Evaluasi
dan tindak lanjut dilakukan selama proses bimbingan konseling berlangsung
sampai pada akhir pemberian bantuan. Evaluasi dilakukan dengan beberapa teknik
seperti wawancara, angket, observasi, diskusi atau dokumentasi. Observasi dan
wawancara dapat dilakukan dengan kunjungan rumah. Guru SD biasanya
mengadministrasikannya dalam buku kunjungan rumah.
Sebagai
implementasi dari uraian diatas,penulis memberikan contoh langkah-langkah
tindakan bimbingan konseling terhadap seorang siswa,misalnya ada seorang
siswa yang mempunyai prestasi belajar
bagus, tiba-tiba tampak tidak bersemangat, cenderung pendiam dan nilai
belajarnya menurun. Melihat hal ini guru kemudian melakukan pengamatan untuk
mengidentifikasi masalah dengan melibatkan guru lain. Pengamatan dilakukan
dengan berbagai sisi kehidupan siswa dan dibandingkan dengan tingkah laku
sebelumnya. Misalnya bila sebelumnya mudah bergaul, ramah, banyak teman, kini
tampak pendiam cenderung menarik diri dari pergaulan. Bila sebelumnya cekatan
dalam menyelesaikan tugas atau ulangan, kini tampak lamban bahkan nilainya
mengalami penurunan.
Setelah
data-data diidentifikasi kemudian dievaluasi untuk memikirkan masalah yang
dihadapi siswa misalnya siswa tersebut kurang menguasai materi pelajaran
dilakukan diagnosis dengan mengumpulkan informasi ternyata siswa tersebut
nilainya menurun, menjadi pendiam, menarik diri dari pergaulan karena orang
tuanya bercerai. Dengan demikian sang siswa mengalami masalah pribadi.
Kemudian
dilakukan langkah menetapkan prognosis atau merencanakan tidakan pemberian
bantuan. Diperkirakan siswa merasa rendah diri sehingga prestasinya menurun
karena orang tuanya bercerai. Menghadapi masalah ini siswa malu dan tidak
mendapat perhatian dari orang tuanya. Kemudian dibuat alternative tindakan
bantuan misalnya memberi bimbingan dan konseling individu dengan tujuan untuk
memperbaiki perasaan rendah diri, dan kurang diperhatikan yang dialami siswa
tersebut.
Guru
menawarkan alternatif layanan kepada orang tua dan sang siswa agar ada
kesediaan siswa yang mempunyai masalah. Guru melakukan pendekatan dengan siswa
tersebut dan menetapkan kapan waktu dilaksanakan bantuan. Guru melakukan
pendekatan secara pribadi mengajak siswa tersebut mencerikan masalahnya.
Terkadang siswa tidak mau bercerita karena takut, belum ada kedekatan atu
bahkan tidak percaya pada guru yang membimbingnya. Dalam hal ini guru harus
sabar, guru harus bisa meyakinkan siswa tersebut bahwa masalahnya tidak akan
diceritakan kepada orang lain dan akan dibantu menyelesaikannya. Selanjutnya
pemberian batuan kepada siswa tersebut dilakukan berulang-ulang, pertemuan
dibuat tidak terikat, pada waktu senggang sampai terjadi perubahan yang baik
pada diri siswa tersebut.
Selama
proses pembimbingan itu selalu dilakukan evaluasi dan tindak lanjut melalui
pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi, angket, diskusi atau
kunjungan rumah. tindak lanjut setelah siswa tersebut dinyatakan berhasil dalam
bimbingan konseling adalah dengan memantau siswa tersebut agar semakin
meningkat kemampuannya.
D. Penutup
Simpulan
Berdasarkan
pengertian dari bimbingan konseling yaitu pemberian bantuan kepada siswa untuk
mengahadapi problematika yang sedang dihadapinya yang berlangsung secara
berkesinambungan yang aktif dan dalam mengambil keputusan adalah siswa sendiri.
Guru SD diharapkan mampu memberikan bantuan dengan memperhatikan keunikan
karakteristik pada setiap siswa. Selain itu guru juga harus tau dan sadar akan
tugasnya yang lain bukan hanya yang berkaitan tentang bimbingan konseling.
Masyarakat serta orang tua juga diharapkan ikut bekerjasama dalam
prosesbimbingan konseling tersebut dan menghilangkan pandangan yang berkaitan
dengan problematika bimbingan konseling.
Implementasi
tindakan nyata guru SD terhadap bimbingan konseling dapat diwujudkan melalui
berbagai tahapan, yang terlebih dahulu guru harus tahu tentang layanan
informasi mengenai tahap perkembangan dari siswa tersebut serta keunikan
karakteristiknya. Kemudian tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data tentang
identitas individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat pendidikan, pestasi,
bakat,minat dan lain-lain. Ketiga, orientasi yang mencakup suasana lembaga dan
obyek pengembangan pribadi. Program bimbingan konseling layanan informasi tentang
penelaahan kebutuhan siswa maupun tahap perkembangannya, kemudian dilanjutkan
dengan indentifikasi masalah, melakukan diagnosis, menetapkan prognosis,
pemberian batuan, evaluasi dan tindak lanjut. Setelah siswa tersebut dinyatakan
berhasil dalam upaya layanan bimbingan konseling guru melakukan tindak lanjut
dengan memantau perkembangan siswa tersebut agar semakin meningkat
kemampuannya.
Daftar
Pustaka
Ridwan. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Azzet Akhmad
Muhamaimin. 2011. Bimbingan dan Konseling
di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Pustaka Setia.
Silitonga, Anita
Shintauli dkk. 2014. “Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar”. Manajemen Pendidikan. Vol.9, No.1: 29.
“Bimbingan dan
Konseling Islam Dengan Media Braille Dalam Meningkatkan Motivasi Diri Pada
Penyandang Tuna Netra”.Bimbingan dan
Konseling Islam. Vol.3, No.2: 142.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar