Efek Blog

Kamis, 02 Juli 2015

Artikel Bimbingan Konseling



Peningkatan Tindakan Nyata Guru SD Dalam Bimbingan Konseling
Oleh Rizqi Dwi Setyaningsih
Abstrak
Bimbingan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah. Dalam upaya peningkatan tindakan nyata guru SD dalam layanan bimbingan konseling guru dituntut agar tau akan tugas guru SD di samping dalam proses atau hal belajar mengajar tetapi ketika melihat siswa yang mempunyai masalah ataupun membutuhkan bantuan. Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru SD di sekolah bertujuan memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa agar bisa memahami dirinya secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial. Guru juga membantu siswa menemukan kelebihan dan kekurangannya.
Pada program BK yang akan mempraktikkan layanan harus memulai kegiatannya dengan melakukan penelaahan kebutuhan siswa, menentukan kebutuhan pokok siswa dan memilih prioritas layanan dan subjek sasaran tertentu untuk memenuhi kebutuhan mereka.bentuk-bentuk layanan bimbingan konseling yang merupakan implementasi/tindakan nyata adalah layanan informasi tentang tahap-tahap perkembang (fisik, motoric, emosi, sosial, dll), pengumpulan data tentang identitas siswa, kejasmanian dan kesehatan, dll, kemudian orientasi yang mencakup suasana lembaga dan objek pengembangan pribadi.
Kata kunci : Tindakan Nyata Tugas Guru SD, Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Sebagai Tindakan Nyata.

A.    Pendahuluan
Dalam (Undang-Undang Nomor 20/2003) pasal 3 ditegaskan “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak ,serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratif serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, harus dilakukan kegiatan pendidikan yang ditandai dengan pengajaran yang baik dan memadai dan layanan pribadi kepada anak didik melalui bimbingan. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Untuk itu diperlukan seorang guru yang tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagaai pembimbing.
Setiap peserta didik mempunyai pribadi yang unik, masing-masing mempunyai ciri dan sifat bawaan serta latar belakang kehidupan. Banyak masalah psikologis yang dihadapi peserta didik, banyak pula minat, kemampuan, motivasi dan kebutuhannya. Semua memerlukan bimbingan guru sebagai pembimbing, penyuluh agar dapat menolong peserta didik untuk mampu menolong dirinya sendiri (Satori, 2010:25).
Kenyataan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya dan khususnya di sekolah dasar, dalam hal membantu setiap peserta didik belum sepenuhnya dapat membantu perkembangan kepribadiannya secara optimal. Hal ini dilihat dilihat secara akademis tampak peserta didik belum mencapai prestasi belajar optimal, misalnya: putus sekolah, tinggal kelas, lambat belajar, berprestasi rendah dan sebagainya. Pada umumnya  guru di SD  tidak memperhatikan karakteristik setiap siswa dalam proses pembelajaran. Semua siswa dianggap memiliki kemampuan  dan karakteristik yang sama.
Secara psikologis masih banyak adanya gejala-gejala perkembangan kepribadian yang kurang matang, kurang percaya diri, salah suai, kecemasan, putus asa, bersikap santai, kurang responsif, ketergantungan dan sebagainya. Hal ini dikarenakan   guru  pada  umumnya enggan  memberikan bantuan psikologis kepada siswanya.
Secara sosial masih ada tawuran pelajar, pelanggaran tata tertib sekolah, konflik dengan teman, guru, atau keluarga. Secara moral masih banyak peserta didik yang belum memiliki kesadaran moralitas dan beragama. Banyak anak usia SD yang terlibat tindak kriminal, merokok, minum-minuman keras, menonton tayangan porno dll.
Berdasarkan semua  yang telah dipaparkan tersebut, maka peran  kepembimbingan guru dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Untuk itu guru harus mampu menjadi pengajar, pelatih pembimbingan dan cermin tempat peserta didik dapat berkaca. Guru harus dapat memberi bimbingan, suri teladan, secara bersama-sama mengembangkan kreatifitas dan membangkitkan motivasi belajar serta dorongan untuk menjadi lebih baik kepada peserta didik.
Sebagai guru yang professional, harus mampu memberikan layanan bimbingan belajar, bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan bimbingan karier. Namun pada kenyataaannya  di Sekolah Dasar tugas guru sebagai pembimbing sering diabaikan. Guru mengabaikan keunikan setiap siswanya dan kurang memperhatikan karakteristik setiap siswa. Guru kurang menunjukkan perannya dalam bimbingan dan konseling terhadap anak didiknya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya peran guru dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling antara lain : ketidakmampuan guru dalam memberikan layanan bimbingan, sikap guru yang masa bodoh terhadap anak didiknya, guru takut mengambil resiko dari tindakan yang diambil. Pada umumnya guru SD menganggap bimbingan konseling sama dengan  tindakan mengingatkan, memberi  peringatan, memberi sangsi atau  hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, nakal, suka bolos, sering terlambat.
Oleh karena itu dalam artikel ini penulis akan memaparkan bagaimana cara meningkatkan peran guru SD dalam  melakukan tindakan nyata layanan bimbingan dan konseling dalam proses pembelajaran. Penulis akan menguraikan  pengertian bimbingan dan konseling agar tidak terjadi salah penafsiran ,memberikan contoh implementasi atau tindakan nyata  bantuan dalam bimbingan konseling.
B.     Kerangka Teori
Bimbingan dan Konseling
Menurut Sunaryo Kartadinata(1998) dalam satori (2010:4.3) bimbingan konseling diartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal. Sedangkan menurut Faqih Ainur Rahim (2005: 142) bimbingan konseling secara islam adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya dalam kehidupan keagamaan senantiasa selaras dengan ketentuan-ketentuan dan petunjuk dari Allah. Sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan bimbingan konseling adalah perkembangan optimal yaitu perkembangan sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal tidak semata-mata pencapaian suatu kondisi dinamik dimana individu mampu mengenal dan memahami diri dan sistem nilai melakukan pilihan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri (Satori, 2010: 4.5). Sedangkan menurut Tohirin (2007: 36) bimbingan dan konseling mempunyai tujuan pertama, membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing atau dikonseling. Kedua, membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien. Ketiga, membantu mengembangkan prilaku-prilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya. Keempat, membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.
 Tindakan Nyata  Tugas Guru SD
Seorang guru menampilkan unjuk  kerja yang professional apabila dia mengetahui, memahami dan menerapkan apa yang harus dikerjakan sebagai guru, memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaan itu, memahami serta menghormati batas-batas kemampuan dan kewenangan profesinya dan menghormati profesi lain, dan mewujudkan pemahaman dan pengetahuan (Satori, 2010: 1.34).
Selain itu Silitonga Anita Shintauli (2014: 29) Guru harus memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanaan pendidikan secara holistik yang berpusat pada potensi dan kebutuhan peserta didik. Pendidik juga harus mampu menyiapkan peserta didik untuk bisa menangkap peluang dan kemajuan dunia dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Akan tetapi, di sisi lain, pendidikan juga harus mampu membukakan mata hati peserta didik untuk mampu melihat masalah-masalah bangsa dan dunia, seperti kemiskinan, kelaparan, kesenjangan, ketidak-adilan, dan persoalan lingkungan hidup.  Menurut  Salahudin Anas (2010: 185) Peran guru dalam arti luas adalah sebagai : 1) Guru sebagai ukuran kognitif adalah guru mewariskan atau menyampaikan pengetahuan dan berbagai keterampilan kepada siswa yang sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan oleh masyarakat dan merupakan gambaran tentang keadaan sosial, ekonomi, dan politik masyarakat bersangkutan. 2) Guru sebagai agen moral dan politik adalah guru  bertindak sebagai agen moral karena fungsinya mendidik warga masyarakat agar melek huruf, pandai berhitung, dan memiliki berbagai keterampilan kognitif lainnya. Guru sebagai agen politik adalah guru menyampaikan sikap kultur dan tindakan politik masyarakat kepada generasi muda. 3) Guru sebagai innovator adalah guru bertanggung jawab melaksanakan inovasi dalam hal pembelajaran sesuai dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. 4) Guru memegang peranan kooperatif  adalah guru dalam bekerja tidak sendiri tetapi juga bekerjasama dengan masyarakat maupun orang tua murid. 
Problematika Bimbingan dan Konseling
Menurut  Salahudin Anas dalam Rahdzi (wordpress.com/2009) (2010: 225) macam-macam prolematika bimbingan konseling adalah : 1) Problematika eksternal (Masyarakat) problematika dalam pelaksanaan BK dimasyarakat pada dasarnya disebabkan adanya pandangan yang keliru dari masyarakat. Pandangan tersebut antara lain: a. Layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja, b. bimbingan dan konseling hanya untuk siswa yang bermasalah saja, c. keberhasilan layanan BK bergantung pada sarana dan prasarana, d. Konselor harus aktif, sedangkan klien harus/boleh pasif, e. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera terlihat. 2) Problematika Internal (Konselor) antara lain : a. Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater, b. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien, c. Bimbingan dan konseling mampu bekerja sendiri ,  d.Bimbingan dan konseling dianggap sebagai proses pemberian nasihat semata. 3) Problematika dalam dunia pendidikan berikut adalah a. Bimbingan dan konseling hanya pelengkap kegiatan pendidikan, b. Guru bimbingan dan konseling disekolah adalah “Polisi Sekolah”, c. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja.
Masalah-masalah yang terjadi pada peserta didik atau anak didik
Menurut Tohirin dalam M.Hamdan Bakran Adz-Dzaky (2004: 112) masalah individu termasuk siswa sebagai berikut : 1) Masalah yang berhubungan plobematika dengan Tuhannya. 2) Masalah individu dengan dirinya sendiri. 3) Individu dengan lingkungan keluarga. 4) Individu dengan lingkungan kerja. 5) Individu dengan lingkungan sosialnya.
Layanan Bimbingan Konseling oleh guru SD
Menurut Azzet Akhmad Muhaimin (2011: 56) setidaknya ada tiga bidang layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah. Pertama memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa agar bisa memahami dirinya secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial. Guru membutuhkan siswa untuk menemukan kelebihan dan kekurangannya., membantu siswa menemukan bakat dan minatnya. Dengan demikian siswa dapat memperbaiki kekurangannya, mengembangkan kelebihannya dan mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal.
Guru membantu siswa agar tidak terlalu larut dengan kepentingan dirinya sendiri sehingga melupakan kehidupan sosial. Misalnya karena kecanggihan teknologi siswa selalu tidak bisa terlepas dari handpone dan game online sehingga mengabaikan lingkungan sosialnya akhirnya mengalami banyak masalah. Hal mendasar yang menjadi acuan adalah mewujudkan siswa sebagai pribadi yang bertaqwa, mandiri dan bertanggung jawab
Menurut Satori (2010: 4.22) layanan bimbingan mencakup bimbingan belajar, bimbingan pribadi, bimbingan sosial dan bimbingan karier.Bimbingan pribadi lebih terfokus kepada upaya membantu siswa mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungannya, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan emosi dan identitas diri.
Peran guru dalam membantu perkembangan pribadi siswa antara lain: 1. Bersikap peduli terhadap anak, 2. Bersikap konsisten, bahwa peristiwa-pertiwa didalam kelas harus memungkinkan siswa memahami posisi dan penilaian dirinya dan mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan prilakunya, 3. Mengembangkan lingkungan yang stabil dan bersikap permisif yaitu memberikan keleluasaan menumbuhkan keberanian siswa untuk mengatakan diri dan menguji kemampuannya. Guru harus bersikap toleran terhadap kekeliruan dan keragaman prilaku siswa.
Bimbingan sosial diarahkan kepada upaya membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial atau keterampilan berinteraksi dalam kelompok. Peran guru dalam bimbingan sosial ialah mengembangkan suasana kelas yang kondusif yang dapat menumbuhkan: 1. Rasa turut memiliki kelompok ditandai dengan identifikasi, loyalitas dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan kelompok, 2. Partisipasi kelompok ditandai dengan kerjasama, membantu dan mengikuti aturan, 3. Penerimaan terhadap individual dan kelompok dengan menghargai keistimewaan orang lain.
Sedangkan bimbingan karier di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman siswa akan ragam kegiatan dan  pekerjaan di dunia sekitarnya, mengembangkan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain serta mengembangkan  kebiasaan hidup positif.Bimbingan karier juga diberikan kepada siswa sekolah dasar agar mereka mempunyai motivasi untuk belajar dan dalam mempelajari kompetensi  dasar pembelajaran. Oleh karena itu di  setiap awal pembelajaran guru harus selalu menyampaikan tujuan pembelajaran dan untuk apa siswa  harus mempelajari materi tersebut dalam hubungannya dengan  masa depan mereka.
Bentuk-Bentuk Tindakan Nyata Layanan
Beberapa teori yang menjelaskan tentang tindakan nyata menurut beberapa ahli seperti Menurut Ridwan (2008) bimbingan dan konseling antara lain bertujuan memberikan hasil-hasil nyata untuk pemenuhan kebutuhaan siswa. Untuk mewujudkannya guru harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini: program mudah dibuat,menggunakan alat perlengkapan seadanya,mudah diimplementasikan, mudah dimonitoring, dan dievaluasi, pelaksanaannya fleksibel, dan penciptaan suasana kerjasama.
Program bimbingan dan konseling yang akan mempraktikkan layanan  harus mulai kegiatan dengan  penelaahan kebutuhan siswa, menentukan kebutuhan  pokok siswa danmemilih prioritas layaanan , dan subyek layanan tertentu untuk memenuhi kebutuhan mereka (Ridwan, 2008: 15).
Menurut Azzet Akhmad Muhaimin dalam Munasik (2011) peran guru dalam proses bimbingan konseling, melalui tahapan dan langkah-langkah berikut ini : mengidentifikasi masalah, melakukan diagnosis, menetapkan prognosis, pemberian bantuan, evaluasi dan tidak lanjut.
C.    Pembahasan
Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan diatas mengenai bimbingan konseling dapat disimpulkan bahwa pertama bimbingan merupakan suatu proses yang mengandung makna bahwa bimbingan itu merupakan kegiatan yang berkesinambungan berlangsung terus menerus, bukan kegiatan seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis dan terencana yang terarah kepada pencapaian tujuan. Sebagai contoh ketika seorang guru yang menemukan salah seorang siswa sedang merokok kemudian guru menanggapi dan menasehati serta guru meminta siswa memberikan janji yang berbunyi “saya tidak akan merokok lagi”. Ilustrasi seperti itu bukanlah menggambarkan konsep bimbingan berkesinambungan sebab terjadi secara tiba-tiba, kebetulan, dan tidak terencana secara sistematis untuk mencapai tujuan. Kedua bimbingan merupakan “Helping” yang artinya bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan mewujudkan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah atau mengambil keputusan adalah siswa sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator perkembangan siswa.
Bantuan dalam bimbingan diberikan dengan mempertimbangkan keragaman keunikan individu. Ini berarti bantuan yang diberikan kepada siswa harus didasarkan kepada pemahaman terhadap kebutuhan dan masalah siswa. Oleh karena itu guru perlu memiliki keterampilan memahami perkembangan kebutuhan dan masalah siswa, contoh diadakan menyuruh siswa untuk menulis janji untuk tidak merokok lagi tidak sesuai dengan kaidah tentang kemampuan apa yang bisa dikembangkan pada diri siswa untuk mengubah perilakunya ke arah yang lebih positif dan lebih baik. Sedangkan bimbingan konseling secara islam dapat diartikan sebagai pemberian bantuan kepada siswa agar kehidupannya sesuai dan selaras dengan ketentuan perintah-perintahdari Allah agar dapat mencapai kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.
Bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa agar dapat menyelesaikan tiga hal penting dalam kehidupannya yaitu menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan, mengetahui kelebihan atau potensi yang dimiliki siswa, hal ini penting agar dapat dikembangkan dengan baik. Selain  itu mengetahui kelemahan siswa juga penting agar siswa mempunyai cara pemahaman dalam pembelajaran secara baik sehingga dapat mengembangkan dirinya dengan baik pula.
Bimbingan belajar diarahkan kepada upaya membantu siswa dalam mempelajari konsep dan keterampilan yang terkait dengan program kurikulum sekolah. Bimbingan belajar terpadu dengan proses pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan siswa. Guru harus dapat memberikan layanan kepada siswa secara individual maupun kelompok.
Beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan layanan bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah: 1. Kemampuan belajar yang rendah, 2. Motivasi belajar yang rendah, 3. Minat belajar yang rendah, 4. Tidak berbakat pada mata pelajaran tertentu, 5. Kesulitan berkonsentrasi dalam belajar, 6. Sikap belajar yang tidak terarah, 7. Perilaku mal adaptif dalam belajar , suka menggangu teman ketika belajar, 8. Prestasi belajar yang rendah, 9. Penyaluran kelompok belajar dan kegiatan belajar siswa lainnya.
Sedangkan Tindakan nyata dari tugas seorang guru SD diartikan wujud kerja peran profesi guru dalam kesuluruhan program pendidikan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu perkembangan siswa secara optimal. Peran profesi guru mencakup tiga bidang layanan yaitu layanan instruksional, layanan administrasi dan layanan batuan akademik sosial-pribadi. Dengan adanya tunjangan  professional guru yang telah bersertifikasi, sudah seharusnya  guru  menunjukkan tindakan nyata dari tugas-tugas profesionalnya.

Layanan instruksional merupakan tugas utama guru, sedangkan layanan administrasi dan layanan bantuan merupakan pendukung. Dalam layanan instruksional guru harus menguasai isi atau materi pelajaran, mampu mengemas materi sesuai latar belakang perkembangan siswa dan tujuan pendidikan serta menyajikan dengan innovatif mengikuti perkembangan teknologi dan zaman sehingga siswa dapat menguasai dan mengembangkan materi itu menggunakan kreativitasnya sendiri.

Tugas kedua berhubungan dengan membantu murid dalam mengatasi masalah belajar pada khususnya dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Masalah yang dihadapi dalam lingkungan kehidupan anak itu perlu dibantu pemecahannya melalui program bimbingan dan konseling, selain itu guru juga berfungsi sebagai agen moral yaitu bukan hanya mendidik serta menyelesaikan masalah siswa tetapi juga menanamkan, membentuk  karakter yang baik kepada siswa.

Disamping kedua tugas tersebut guru harus memahami bagaimana sekolah itu dikelola, apa peranan guru di dalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta mekanisme pengelolaan tersebut untuk kelancaran tugas-tugasnya sebagai seorang guru serta bekerjasama dengan orang tua murid maupun masyarakat agar terciptanya proses pembimbingan yang baik. Tetapi bimbingan konseling sering disalah artikan oleh masyarakat maupun orang tua murid itu sendiri seperti dianggap hanya sebagai pelengkap dalam kegiatan pendidikan, bimbingan konseling hanya untuk orang yang bermasalah saja sehingga anak yang mendapatkan penanganan bimbingan konseling oleh guru sering di salah artikan bahwa anak itu di pandang negatif, atau nakal. Padahal tidak semua anak yang mendapatkan layanan bimbingan konseling seperti itu. Disamping itu terkadang guru menyamaratakan penyelesaian masalah anak satu dengan yang lainnya sama, mungkin hal ini terjadi karena kurangnya pengalaman dan wawasan guru tersebut, sehingga guru SD dituntut untuk berwawasan luas agar dapat menyelesaikan atau menjadi penengah untuk berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa.
Pemberian layanan bimbingan konseling disekolah untuk pertama dapat diberikan kepada siswaagar dia dapat memahami dirinya seutuhnya sehingga guru dapat mengembangkan aspek-aspek kepribadiannya menjadi lebih baik, sedangkan untuk bidang belajar guru membantu siswa dalam menyelesaikan atau memberikan solusi cara belajar yang efektif untuk siswa yang berkesulitan belajar untuk lebih bisa mengembangkan kemampuan dirinya dalam bidang akademik.
Dalam bidang sosial guru membantu siswa dalam mengembangkan kehidupan sosialnya antara teman satu dengan yang lain, dengan keluarga, maupun dengan orang lain sehingga diharapkan siswa akan  bisa menyesuaikan kehidupan sosialnya dengan mudah dan dalam berinteraksi dengan orang lainpun tidak akan merasa canggung, atau minder.
Bidang Karier guru membantu siswa dalam memberikan wawasan tentang peluang atau prospek kerja dimasa depan sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa serta guru memberikan pemahaman kepada siswa tentang sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain serta mengembangkan kebiasaan hidup positif, serta dapat memotivasi mereka untuk belajar untuk mencapai hasil yang maksimal yang tentunya akan berguna dimasa depan untuk mereka sendiri. Bentuk-bentuk tindakan nyata layanan bimbingan yang merupakan implementasi atau tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh guru SD yang all round adalah sebagai berikut:
Bentuk- bentuk layanan bimbingan pribadi yaitu pertama layanan informasi tentang tahap-tahap perkembangan(fisik, motorik, bicara, emosi,sosial, penyesuaian sosial, kreatifitas, pengertian,moral dan prkembangn kepribadian). Kedua, pengumpulan data tentang identitas individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat pendidikan, prestasi, bakat,minat dan lain-lain. Ketiga, orientasi yang mencakup suasana lembaga dan obyek pengembangan pribadi. Program bimbingan konseling layanan informasi tentang penelaahan kebutuhan siswa maupun tahap perkembangannya, kemudian dilanjutkan dengan indentifikasi masalah, melakukan diagnosis, menetapkan prognosis, pemberian batuan, evaluasi dan tindak lanjut.
Pada langkah identifikasi masalah guru harus mengenal gejala-gejala awal dari suatu masalah yang dihadapi siswa. Gejala awal itu biasanya dapat diketahui dari tingkah laku yang berbeda atau menyimpang dari kebiasan sebelumnya. Guru dapat mengumpulkan data dari berbagai sumber yang dipercaya, misalnya teman dekat, tetangga atau bahkan orang tua.
Setelah data-data dari tahapan identifikasi masalah dikumpulkan selanjutnya diadakan evaluasi untuk menemukan pemikiran masalah yang sedang dihadapi olehsiswa tersebut. Pada langkah diagnosis guru menetapkan masalah tersebut berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah pada diri siswa tersebut. Setelah pengumpulan data yang melatarbelakangi masalah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis maupun sintesis yang kemudian dilakukan telaah keterkaitan antara informasi, latar belakang dengan gejala yang tampak pada siswa tersebut. Hasil diagnosis misalnya, siswa mengalami masalah pribadi. Selanjutnya dilakukan perencanaan tindakan pemberian bantuan dalam bimbingan dan konseling.
Tahapan selanjutnya adalah menetapkan prognosis yaitu merencanakan tindakan pemberian bantuan kepada siswa. Hal penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam menetapkan prognosis adalah 1) pendekatan yang akan diberikan kepada siswa tersebut secara individu atau kelompok; 2) siapa yang akan membimbing apakah guru, guru BK, guru agama, dokter ataukah individu lain; 3) kapan waktu pemberian bantuan, secepatnya atau menunggu waktu yang tepat.
Setelah menetapkan prognosis dilanjutkan dengan langkah pemberian bantuan yaitu merealisasikan langkah-langkah alternatif bentuk bantuan berdasarkan masalah dan latar belakang penyebabnya. Dalam pemeberian bantuan diperlukan kesabaran. Dapat dilakukan berulang-ulang dan waktunya menyesuaikan siswa, kapan ia senggang atau merasa nyaman untuk melakukan pertemuan. Jika guru tidak mampu menyelesaikan masalah guru dapat mengalihkan pemberian bantuan kepada pihak lain misalnya psikiater, dokter spesialis, guru agama, kepala sekolah atau orang yang mempunyai keahlian khusus. Layanan bimbingan seperti ini disebut referal.
Evaluasi dan tindak lanjut dilakukan selama proses bimbingan konseling berlangsung sampai pada akhir pemberian bantuan. Evaluasi dilakukan dengan beberapa teknik seperti wawancara, angket, observasi, diskusi atau dokumentasi. Observasi dan wawancara dapat dilakukan dengan kunjungan rumah. Guru SD biasanya mengadministrasikannya dalam buku kunjungan rumah.
Sebagai implementasi dari uraian diatas,penulis memberikan contoh langkah-langkah tindakan bimbingan konseling terhadap seorang siswa,misalnya ada seorang siswa  yang mempunyai prestasi belajar bagus, tiba-tiba tampak tidak bersemangat, cenderung pendiam dan nilai belajarnya menurun. Melihat hal ini guru kemudian melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi masalah dengan melibatkan guru lain. Pengamatan dilakukan dengan berbagai sisi kehidupan siswa dan dibandingkan dengan tingkah laku sebelumnya. Misalnya bila sebelumnya mudah bergaul, ramah, banyak teman, kini tampak pendiam cenderung menarik diri dari pergaulan. Bila sebelumnya cekatan dalam menyelesaikan tugas atau ulangan, kini tampak lamban bahkan nilainya mengalami penurunan.
Setelah data-data diidentifikasi kemudian dievaluasi untuk memikirkan masalah yang dihadapi siswa misalnya siswa tersebut kurang menguasai materi pelajaran dilakukan diagnosis dengan mengumpulkan informasi ternyata siswa tersebut nilainya menurun, menjadi pendiam, menarik diri dari pergaulan karena orang tuanya bercerai. Dengan demikian sang siswa mengalami masalah pribadi.
Kemudian dilakukan langkah menetapkan prognosis atau merencanakan tidakan pemberian bantuan. Diperkirakan siswa merasa rendah diri sehingga prestasinya menurun karena orang tuanya bercerai. Menghadapi masalah ini siswa malu dan tidak mendapat perhatian dari orang tuanya. Kemudian dibuat alternative tindakan bantuan misalnya memberi bimbingan dan konseling individu dengan tujuan untuk memperbaiki perasaan rendah diri, dan kurang diperhatikan yang dialami siswa tersebut.
Guru menawarkan alternatif layanan kepada orang tua dan sang siswa agar ada kesediaan siswa yang mempunyai masalah. Guru melakukan pendekatan dengan siswa tersebut dan menetapkan kapan waktu dilaksanakan bantuan. Guru melakukan pendekatan secara pribadi mengajak siswa tersebut mencerikan masalahnya. Terkadang siswa tidak mau bercerita karena takut, belum ada kedekatan atu bahkan tidak percaya pada guru yang membimbingnya. Dalam hal ini guru harus sabar, guru harus bisa meyakinkan siswa tersebut bahwa masalahnya tidak akan diceritakan kepada orang lain dan akan dibantu menyelesaikannya. Selanjutnya pemberian batuan kepada siswa tersebut dilakukan berulang-ulang, pertemuan dibuat tidak terikat, pada waktu senggang sampai terjadi perubahan yang baik pada diri siswa tersebut.
Selama proses pembimbingan itu selalu dilakukan evaluasi dan tindak lanjut melalui pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi, angket, diskusi atau kunjungan rumah. tindak lanjut setelah siswa tersebut dinyatakan berhasil dalam bimbingan konseling adalah dengan memantau siswa tersebut agar semakin meningkat kemampuannya.
D.    Penutup
Simpulan
Berdasarkan pengertian dari bimbingan konseling yaitu pemberian bantuan kepada siswa untuk mengahadapi problematika yang sedang dihadapinya yang berlangsung secara berkesinambungan yang aktif dan dalam mengambil keputusan adalah siswa sendiri. Guru SD diharapkan mampu memberikan bantuan dengan memperhatikan keunikan karakteristik pada setiap siswa. Selain itu guru juga harus tau dan sadar akan tugasnya yang lain bukan hanya yang berkaitan tentang bimbingan konseling. Masyarakat serta orang tua juga diharapkan ikut bekerjasama dalam prosesbimbingan konseling tersebut dan menghilangkan pandangan yang berkaitan dengan problematika bimbingan konseling.
Implementasi tindakan nyata guru SD terhadap bimbingan konseling dapat diwujudkan melalui berbagai tahapan, yang terlebih dahulu guru harus tahu tentang layanan informasi mengenai tahap perkembangan dari siswa tersebut serta keunikan karakteristiknya. Kemudian tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data tentang identitas individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat pendidikan, pestasi, bakat,minat dan lain-lain. Ketiga, orientasi yang mencakup suasana lembaga dan obyek pengembangan pribadi. Program bimbingan konseling layanan informasi tentang penelaahan kebutuhan siswa maupun tahap perkembangannya, kemudian dilanjutkan dengan indentifikasi masalah, melakukan diagnosis, menetapkan prognosis, pemberian batuan, evaluasi dan tindak lanjut. Setelah siswa tersebut dinyatakan berhasil dalam upaya layanan bimbingan konseling guru melakukan tindak lanjut dengan memantau perkembangan siswa tersebut agar semakin meningkat kemampuannya.


Daftar Pustaka

Ridwan. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Azzet Akhmad Muhamaimin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
Silitonga, Anita Shintauli dkk. 2014. “Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk  Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar”. Manajemen Pendidikan. Vol.9, No.1: 29.
“Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Media Braille Dalam Meningkatkan Motivasi Diri Pada Penyandang Tuna Netra”.Bimbingan dan Konseling Islam. Vol.3, No.2: 142.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar