Efek Blog

Minggu, 14 Juni 2015

Cara Mengajarkan Sholat kepada Anak



Cara Mengajarkan Sholat Kepada Anak
 
Anak merupakan aset penting untuk keluarga maupun untuk negara, untuk menjadikannya seseorang yang baik dan berguna untuk masa depan kita perlu membimbingnya dari mulai usia dini salah satunya adalah dengan cara mengajarkan sholat kepada anak.Untuk membiasakan anak melakukan ibadah di masjid, antara lain:

1. Untuk anak batita, biasakan ia berada di tengah orang dewasa yang tengah melakukan shalat secara berjamaah. Terkadang yang membuat mereka mendadak rewel adalah rasa ditinggalkan saat semua sibuk melakukan shalat, sedangkan tidak ada yang memperhatikannya. Dengan membiasakan ia ‘ditinggal’ sebentar untuk melakukan shalat berjamaah di rumah misalnya, akan membuatnya terbiasa dengan keadaan ini saat berada di tempat ibadah.

2. Sekali-sekali ajaklah ia ke masjid, walaupun Anda tidak ikut shalat berjamaah. Hanya membiasakan si kecil berada di lingkungan yang terasa asing baginya. Beri penjelasan apa yang biasa dilakukan orang saat di masjid. Dan biarkan saja jika ia terlihat ingin mengikuti orang melakukan shalat.

3. Sebelumnya Anda juga dapat membeli buku cerita bergambar, atau ceritakan saja sesuai dengan kemampuannya mencerna tentang suasana masjid, dan apa saja yang biasa orang lakukan di masjid, juga apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di masjid. Tekankan bahwa masjid adalah tempat ibadah, dan orang membutuhkan tempat yang tenang jika beribadah.

4. Jika saatnya tiba, Anda dapat mendadani si kecil dengan pakaian yang pantas, namun nyaman dan tidak panas. Pakaian yang berlapis-lapis akan membuatnya gerah, sehingga jangan heran jika anak menjadi rewel saat berada di masjid. Jika perlu sediakan pakaian seperti yang Anda kenakan, misalnya baju koko yang serupa, atau peci yang sama, sehingga ia akan bangga mengenakannya bersama Anda.

5. Untuk anak batita dan balita, perlu juga Anda bawakan buku cerita atau mainan yang dapat membuatnya sibuk saat Anda harus melakukan ibadah, atau mendengarkan ceramah dengan waktu yang agak panjang.

6. Jika perilaku si kecil tidak sesuai dengan harapan Anda, maklumi saja. Beri peringatan dengan cara yang tegas namun penuh kasih sayang. Misalnya saat anak berteriak atau menangis. Jangan segan-segan untuk berulang kali mengingatkan mereka bahwa masjid adalah tempat dimana orang membutuhkan ketenangan untuk beribadah, sehingga biasakan mereka untuk tidak berbicara keras, mengobrol, bercanda maupun berteriak-teriak di tempat ini. Tentu saja sebelumnya Anda juga harus memberi contoh yang sama.

7. Ingat bahwa pengalaman di awal usia anak saat berada di tempat ibadah ini mempengaruhi seluruh kesannya terhadap tempat ini, dan lebih luas lagi terhadap agama yang dianutnya. Jika kita terbiasa menakut-nakutinya dengan hal-hal yang menyeramkan, seperti setan, neraka, dosa dan sebagainya di tempat ini, maka si kecil akan menangkap pesan bahwa berada di masjid menakutkan, sehingga bisa jadi ia akan memiliki kesan yang negatif terhadap apa yang sedang dipelajarinya. Namun kalau Anda memperkenalkan tempat ibadah sebagai sesuatu yang nyaman dan memberikan ketenangan, maka ia pun akan memiliki kesan yang serupa.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar